Text
Revolusi
Malam ini Dira ulang tahun. Irham membawanya ke lantai tertinggi sebuah gedung yang baru separuh jadi. Dira terkejut. Ternyata sudah ada meja bundar kecil ditemani dua kursi, sedikit makanan di atasnya, serta beberapa lilin yang membuat suasana romantis. Di kursi itu mereka saling tatap. Lama terdiam untuk mengerti hati masing-masing.
“Aku sayang kamu, Ra,” tegas Irham seketika.
Deg! Jantung Dira berdetak kencang. Lelaki ini benar-benar membuatnya hanyut. Namun, sedetik kemudian, tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Fajar tertera di layarnya. “Ada apa?” ucap Dira tanpa basa-basi.
“Coba kamu buka jendela kamar kamu, terus lihat ke langit.”
“… emangnya ada apa?”
“Siap ya.” Fajar menghitung perlahan, “Satu… Dua… Tiga…” Tepat ketika hitungan ke tiga, gemerlap kembang api mewarnai langit malam itu. Langit yang kelam berubah dengan warna-warni nan indah.
“Kamu lihat itu, Ra?” Fajar menghela napas. “Itu untuk kamu! Happy Birthday ya, Ra.”
Dira hanya tertegun. Dia dipojokkan pada dua pilihan yang membuatnya bingung.
Belum usai kebingungan itu, beberapa hari kemudian ketiganya dipertemukan pada sebuah demo. Irham yang merupakan seorang polisi menjaga gedung DPR/MPR dari serbuan para demonstran, salah satunya Fajar. Sedang Dira yang mengkhawatirkan keduanya, terpaksa menyusul mereka. Di tengah kerusuhan besar, cintanya terombang-ambing antara dua lelaki yang berhadapan.
Lalu, pada siapa hatinya berlabuh? Si polisi, atau demostran?
1000001632 | REZ R | My Library | Tersedia |
1000000851 | REZ R | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain