Text
Catatan Hati Pengantin
Mbak, ternyata menikah itu susah, ya.
Baru tiga bulan, tapi rasanya tak ingin melanjutkan. (Lia, 24 tahun)
Sejak awal, istri tahu kalau saya anak sulung dan yatim. Tapi kenapa dia selalu cemberut setiap saya membantu ibu dan adik-adik? (Ardian, 31 tahun)
Dulu, sih, yang penting nikah aja, masalah di mana tinggal, nggak jadi soal. Tapi setelah tiga bulan tinggal di pondok mertua indah, duh, tersiksa banget. Semua salah di mata mertua.(Ririn, 21 tahun)
Tak ada sekolah yang bisa menyiapkan seseorang memasuki gerbang pernikahan. Meski inginnya hari-hari setelah menikah penuh pelangi, kenyataannya berbagai persoalan mengintip, siap mengobrak-abrik istana kebahagiaan.
Alhamdulillah. Tak ada masalah tanpa solusi. Tak ada tantangan tanpa harapan. Catatan Hati Pengantin hadir untuk mempersiapkan pasangan baru yang akan atau sudah menikah dalam menghadapi badai pernikahan yang mungkin mengepung dari berbagai arah. Ujian kesehatan, mertua, saudara, dan orang ketiga sebagai penyebab. Atau kelelahan akibat pekerjaan, anak-anak, maupun ego pasangan. Bahkan persoalan yang terkesan remeh seperti salah memilih rumah bisa menguras emosi dan memancing keeributan.
Saatnya belajar dari pengalaman pasangan lain, hingga tantangan serupa tak perlu kita alami, atau pun jika terpaksa berhadapan, kita sudah memiiki jurus bagaimana menaklukannya.
Disusun dengan praktis dan lengkap, hingga setiap babnya akan membekali. Masih ditambah halaman-halaman kuesioner yang memudahkan mengenali karakter dan visi pasangan.
Semoga pernikahan kemudian benar-benar menjadi penggenap separuh dien . Semoga pasangan bisa menjadi pendamping tak hanya di dunia, tapi hingga ke surga-Nya.
1000001478 | 813 ASM c | My Library | Tersedia |
1000001970 | 813 ASM c | My Library | Tersedia |
1000000467 | 813 ASM c | My Library | Tersedia |
1000007391 | 813 ASM c | My Library | Tersedia |
1000006442 | 813 ASM c | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain