Text
Toga di Tepi Jendela
Hanya sejuta rupiah. Tidak lebih, inilah penghasilan orangtuaku. Sampai petugas tata usaha (TU) di sekolahku pun tidak setuju aku menuliskan jumlah itu bila aku ingin duduk di perguruan tinggi.
"Kalau mau kuliah jauh, ya penghasilan orangtuamu harus besar," tukas sang pegawai TU. "Kalau cuma nulis penghasilan satu juta, mana mungkin diterima?"
Tapi aku tetep ngeyel, aku mau gaji orangtuaku ditulis benar adanya. Aku tidak mau membesar-besarkan penghasilan orangtuaku demi bisa diterima di kampus megeri incaranku.
Berawal dari ingin mengubah nasib keluarga, aku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, keadaannya tidak semudah itu. Butuh banyak biaya untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, belum lagi biaya hidup sehari-hari. Pertimbangan inilah yang membuatku ragu untuk bisa melanjutkan kuliah.
Cita-citaku seperti membentur tembok. Tapi itu tak berlangsung lama, sampai berita demi berita gembira menghampiriku, menemani perjuangan asaku. Aku diterima di kampus negeri favoritku, dan dinyatakan masuk sebagai penerima Beastudi Etos.
1000000588 | 370 IIS t | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain